HOME SMT I SMT II SMT III SMT IV SMT V SMT VI SMT VII SMT VIII

Selasa, 27 Oktober 2009

ATRAKSI INTERPERSONAL

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Atraksi timbul oleh adanya faktor-faktor baik yang bersifat personal maupun situasional.

Faktor-faktor penyebab timbulnya atraksi
A. Faktor Personal
1. Kesamaan karakteristik personal
Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain. Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama lain.
2. Tekanan emosional (stres)
Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.
3. Harga diri yang rendah
Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyuaki orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang lain.
4. Isolasi sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.

B. Faktor-faktor situasional
1. Daya tarik fisik (physical attractiveness)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.
2. Ganjaran (reward)
Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.
3. Familiarity
Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.
4. Kedekatan (proximity) atau closeness.
Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang lain berdekatan tempat tinggal dengannya.
5. Kemampuan (competence)
Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya.

TEORI LIKING
Ada empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain:
1. Reinforcement Theory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental, dan sosial.
 Belajar Asosiatif:
kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang menyenangkan.
 Belajar Instrumental:
Kita menyuaki orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman.
 Belajar Sosial:
Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.

2. Equity theory
Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.

3. Exchange theory
Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.

4. Gain-loss theory
Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.

Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif.
Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka mekin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut.

Tugas:
1. Jelaskan apa yang Anda pahami mengenai atraksi interpersonal, serta factor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?
2. Sebutkan dan jelaskan teori-teori yang berhubungan dengan atraksi interpersonal. Gunakan bahasa Anda sendiri, tidak boleh sama dengan apa yang telah ada pada materi.
3. Menurut Anda situasi apa yang akan terjadi dalam komunikasi interpersonal bila tidak ada atraksi interpersonal yang muncul?

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.
**SELAMAT BEKERJA**

Jumat, 09 Oktober 2009

BAHASA VERBAL vs NON-VERBAL

Sebagai makhluk sosial setiap manusia saling berhubungan, untuk itulah diperlukan komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia mengembangkan berbagai cara. Meskipun begitu proses komunikasi yang dilakukan ternyata cukup rumit dipahami.

GUNUNG ES KOMUNIKASI
a.Aspek Komunikasi Yang Dapat Diamati (Terlihat) Observable
1.interactants yaitu orang yang terlibat dalam proses komunikasi, baik sebagai pengirim dan penerima
2.simbol yaitu sesuatu yang mewakili sesuatu bisa berwujud huruf, angka, kata, objek, orang atau tindakan
3.media yaitu sarana yang dipakai dalam proses komunikasi

b.Aspek Komunikasi Yang Tidak Dapat Diamati (largely Unobservable)
1.meaning yaitu penciptaan arti dari simbol-simbol komunikasi yang kita buat
2.learning yaitu kecenderungan manusia dalam merespon pesan tertentu
3.subjectivity yaitu setiap manusia dikatakan unik dan memberi makna yang berbeda-beda terhadap suatu pesan, anehnya komunikasi antar manusia tetap bisa berjalan. Ini sangat terkait dengan pengartian makna berdasar pengalaman masing-masing
4.negoitiation yaitu manusia selalu mampu melakukan negosiasi dengan kemampuan adaptif yang menakjubkan
5.culture yaitu setiap saat kita belajar dari dan dengan orang lain. Pengaruh ini bisa datang dari orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat
6.interacting levels and context yaitu perjalanan komunikasi manusia dalam berbagai konteks dan berbagai tingkatan baik individu, antarindividu, kelompok, organisasi dan masyarakat
7.self-fererence yaituhal-hal yang kita katakan, kerjakan dan intepretasikan kata-kata dan tindakan orang lain adalah refleksi dari pengalaman, kebutuhan dan harapan kita sendiri.
8.Self-reflexivity yaitu adanya kemampuan kesadaran diri sendiri
9.Inevitability yaitu bahwa manusia tidak dapat tidak pasti berkomunikasi.

KOMUNIKASI VERBAL & NON-VERBAL

A.KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Saat ini terdapat 10.000 bahasa dan dialek digunakan seluruh manusia di dunia. Setiap bahasa memiliki aturan-aturan :
1.fonologi yaitu cara bagaimana suara dikombinasikan untuk membentuk kata
2.sintaksis yaitu cara bagaimana kata dikombinasikan hingga membentuk kalimat
3.semantik yaitu arti kata
4.pragmatis yaitu bagaimana cara bahasa digunakan

Bagaimana Kemampuan Berbahasa Muncul
Ada dua teori yang menjelaskan hal ini yaitu teori belajar dari behaviorisme dan teori nativisme dari Noam Chomsky.
Menurut teori belajar anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses : asosiasi yaitu melazimkan suatu bunyi dengan objek tertentu, imitasi yaitu menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang didengar dan peneguhan yang merupakan ungkapan kegembiraan yang dinyatakan ketika anak mengucapkan kata-kata itu dengan benar.
Menurut Chomsky, teori belajar di atas tidak dapat menjelaskan fenomena belajar bahasa. Menurutnya, setiap anak mampu menggunakan suatu bahasa jarena adanya pengetahuan bawaan yang telah diprogram secara genetik dalam otak kita. Ini disebut LAD (language Acquisition Device). LAD tidak mengandung kata, arti atau gagasan, tetapi hanyalah suatu sistem yang memungkinkan manusia menggabungkan komponen-komponen bahasa. Walaupun bentuk luar bahasa di dunia ini berbeda-beda, bahasa-bahasa itu memiliki kesamaan dalam struktur pokok yang mendasarinya. Dia menyebut sebagai linguistic universal

Bahasa menampilkan elemn-elemn di dunia secara simbolis, ada yang kongkret dan ada yang abstrak. Ada keterkaitan yang erat antara bahasa dan realitas. Menurut teori principle of linguistic relativity bahasa menyebabkan kita memandang realitas sosial dengan cara tertentu. Salah satu teori terkenal adalah teori Whorf. Yaitu menyatakan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa, karena bahasa berbeda, maka pandangan kita tentang dunia pun berbeda. Secara selektif, kita menyaring data sensori yang masuk seperti yang telah diprogram oleh bahasa yang kita pakai. Dengan begitu, amsyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda hidup dalam dunia sensori yang berbeda pula.
Whorf juga menjelaskan, kategori gramatikal suatu bahasa menunjukkan kategori kognitif daro pemakai bahasa itu. Artinya, kita memebrikan makna kepada apa yang kita lihat, yang kita dengar atau yang kita rasa sesuai dengan kategori-kategori yang ada dalam bahasa kita.
Dalam menyajikan realitas, bahasa mempunyai tiga keterbatasan :
1.prinsip non-identfy (A is not A)
2.prinsip non-allness (A is not all A)
3.prinsip self reflexitveness

B. KOMUNIKASI NONVERBAL
Ray Birdwhistell mengatakan hanya 30-35 % komunikasi manusia dilangsungkan melalui kata-kata (verbal) dan selebihnya dengan cara-cara nonverbal, Dale Leathers menyebutkan enam alasan penting dari pesan nonverbal yaitu :
1.Faktor nonverbal sangat menetukan makna dalam KAP
2.Lebih cermat dalam penyampaian perasaan dan emosi
3.Relatif bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan
4.Mempunyai fungsi metakomunikatif untuk komunikasi berkualitas tinggi
5.Lebih efesien dibanding verbal
6.Merupakan saran sugesti yang paling tepat

Fungsi Pesan Nonverbal menurut Mark L. Knapp :
1.repetisi
2.substitusi
3.komplemen
4.kontradiksi
5.aksentuasi
Klasisfikasi Pesan Nonverbal :
1.paralanguage : bentuk vokalik dan tertulis
2.appearence
3.gestura
4.haptik atau sentuhan
5.proksemik
6.kronemik

Tugas:
1.Buatlah sebuah table yang berisi tentang perbedaan antara Aspek komunikasi yang dapat diamati dengan Aspek komunikasi yang tidak dapat diamati.
2.Buatlah sebuah table yang membedakan antara bahasa Verbal vs Bahasa Non-Verbal,
3.Menurut Anda, dalam keseharian kita, lebih banyak manakah yang sering kita gunakan antara bahasa Verbal dengan bahasa Non-verbal? Jelaskan penjelasan Anda.

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.
**SELAMAT BEKERJA**

Sabtu, 03 Oktober 2009

MENGENAL PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Dalam konsep ilmu Komunikasi, keterkaitan psikologi memang tidak bisa ditinggalkan. Bahkan para Bapak Komunikasi tiga diantaranya adalah pakar psikologi, Kurt Lewin, Paul Lazarzfeld dan Carl I Hovland. Meskipun demikian, komunikasi bukanlah subdisiplin psikologi. Komunikasi sebagai sebuah ilmu tersendiri memang menembus banyak disiplin ilmu.
Bagaimanapun komunikasi merupakan bagian yang essensial buat pertumbuhan kepribadian manusia seperti disebutkan oleh Ashley Montagu. Dan komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Karenanya komunikasi selalu menarik minat psikolog.
Dalam psikologi komunikasi mempunyai makna yang sangat luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguaraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah internal mediation of stimuli sebagai akibat berlangsungnya komunikasi (Fisher) Sementara peristiwa behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi.
Komunikasi adalah sebuah peristiwa sosial –peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain, dan mencoba menganalisa peristiwa soail secara psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Karena itu pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.

Lingkup Psikologi Komunikasi

Psikologi komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia. Untuk itu maka memahami manusia memang menjadi kemutlakan jika kita ingin berhasil/efektif dalam berkomunikasi dengan manusia lain.
A.karakteristik Komunikasi
1.Ciri khas proses komunikasi :
a.Komunikasi itu proses yang dinamis
b.Komunikasi itu tak bisa diulang atau diubah
2.Fungsi Komunikasi
a.Memahami diri sendiri dan orang lain
b.Memapankan hubungan yang bermakna
c.Mengubah sikap perilaku
3.Lima Aksioma Komunikasi
a.Aksioma satu : Anda tidak dapat tidak berkomunikasi
b.Aksioma dua : Setiap interaksi memiliki dimensi isi dan hubungan
c.Aksioma tiga : Setiap interaksi diartikan oleh bagaimana para pelaku interaksi menjelaskan kejadian
d.Aksioma empat : Pesan itu bersifat digital dan analog
e.Aksioma lima : Pertukaran komunikasi bersifat simetrik dan komplementer

Teori Psikologi Tentang Manusia

Karena psikologi komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia maka menjadi penting untuk diketahui tentang manusia itu sendiri. Setiap manusia mengandung misteri kehidupannya masing-masing. Untuk itu, keempat teori psikologi tentang manusia menjadi penting.

a.Psikoanalisis
Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis memfokuskan perhatian kepada totalias kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah. Menurutnya, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis manusia –pusat instink (hawa nafsu) yaitu :
1.libido yaitu instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif (bhs. lain eros yaitu tidak sekadar dorongan seksual tapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan seperti kasih ibu, pemujaan pada Tuhan dan cinta diri)
2.thanatos yaitu instink destruktif dan agresif
Ego adalah jembatan tuntutan Id dengan realitas dunia luar, sebagai mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Sementara superego adalah hati nurani yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.

b.Behaviorisme
Lahir sebagai reaksi terhadap instropeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis. Behaviorisme hanya ingin menganalisa perilaku yang tampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Karenanya sering disebut sebagai teori Belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Ia tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, tapi hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dari sini muncul istilah homo mechanicus.

c.Kognitivisme
Disini muncul paradigma baru bahwa manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan tapi sebagai makhluk selalu memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir (homo sapiens). Sebagai contoh, apakah penginderaan kita melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat.
Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran Gestalt, manusia tidak memberikan respon kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan.

d.Humanisme
Dari teori sebelumnya baik behaviorisme yang menyatakan manusia hanyalah mensin yang dibentuk oleh lingkungan dan psikoanalisis yang menyatakan manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya, keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi humanistik.
Psikologi Humanisme ini mengambil banyak dari psikoanalisis NeoFreudian (sebenarnya Anti-Freudian) tetapi lebih banyak menhambil dari fenomonologi dan eksistensialisme. Hal lain yang membedakan adalah perhatian terhadap makna kehidupan. Manusia bukan saja seorang pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja pencari identitas, tetapi juga pencari makna.

Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

1.Faktor biologis
2.Faktor sosiopsikologis
3.Motif sosiogenis seperti motif ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas, kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan dan terakhir motif akan pemenuhan diri
4.Sikap
5.Emosi
6.Kepercayaan
7.Kebiasaan
8.Kemauan
Faktor-Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
1.Faktor ekologis
2.Faktor rancangan dan arsitektural
3.Faktor temporal
4.Suasana perilaku
5.Teknologi
6.Faktor-faktor sosial
7.Lingkungan psikososial
8.Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

Tugas:
1.Jelaskan menurut Anda pengertian tentang ilmu psikologi komunikasi.
2.Apa yang Anda pahami mengenai teori?
3.Jelaskan secara ringkas pengertian teori-teori sebagai berikut: Psikoanalisis, Behaviorisme, Kognitivisme, dan Humanisme
4.Apa membedakan antara faktor personal dengan faktor situasional yang mempengaruhi manusia?

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.
**SELAMAT BEKERJA**