HOME SMT I SMT II SMT III SMT IV SMT V SMT VI SMT VII SMT VIII

Kamis, 10 Desember 2009

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Deskripsi
Komunikasi yang efektif diatandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentant orang lain dan persepsi dirinya;sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
I. Jenis Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor berikut:
1. Berdasarkan jumlah individu yang terlibat:
 Hubungan diad
Merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad:
a. Setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus
b. Individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain.
c. Pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain.
 Hubungan Triad
Merupakan hubungan antara tiga orang. Dibandingkan hubungan diad, hubungan triad:
a. Lebih kompleks
b. Tingkat keintiman/kedekatan anatarindividu lebih rendah, dan
c. Keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
2. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai:
 Hubungan Tugas
Merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain.
 Hubungan Sosial
Hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk baik secara personal dan sosial (social relationship). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagianya.
3. Berdasarkan Jangka waktu:
 Hubungan jangka pendek
Merupakan hubungan yang sementara sifatnya, hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan.
 Hubungan Jangka Panjang
Hubungan ini berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya) Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
4. Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman;
 Hubungan Biasa
Meruapakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau intim. Pola-pola komunikasi yang berkembang sifatnya impersonal atau ritual.
 Hubungan akrab/intim
Bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual. Hubungan ini ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi.
Hubungan intim terkait dengan jangka waktu: keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak.

II. Perkembangan Hubungan Interpersonal
Apapun bentuk hubungan yang terjadi, dinamika sebuah hubungan interpersonal akan tumbuh, berkembang dan berakhir.
Menurut Ruben, taha -tahap hubungan interpersonal akan meliputi;
1. Inisiasi, merupakan tahap paling awal dari suatu hubungan interpersonal. Pada tahap ini individu memperoleh data mengenai masing-masing melalui petunjuk nonverbal seperti senyuman, jabatan tangan, pandangan sekilas, dan gerakan tubuh tertentu.
2. Eksplorasi. Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap inisiasi dan terjdai tidak lama sesudah inisiasi. Disini mulai dijajaki potensi yang ada dari setiap individu serta dipelajari kemungkinan-kemungkinan yang ada dari suatu hubungan.
3. Intensifikasi. Pada tahap ini, individu harus memutuskan—baik secara verbal maupun nonverbal-- apakah hubungan akan dilanjutkan tau tidak.
4. Formalisasi. Dalam perkembangannnya hubungan yang telah berjalan itu perlua diformalkan. Pada tahap ini tiap-tiap individu secar bersama mengembangkan simbol-simbol, pola-pola komunikasi yang disukai, kebiasaan dan lain sebagainnya. Contoh hubungan dua orang berpacaran diformalkan dengan tukar cincin. Hubungan jual beli diformalkan dengan penandatanganan akta jual beli dan sebagainya.
5. Redefinisi. Sejalan dengan waktu individu tidak dapat menghindarkan diri dri perubahan. Perubahan ini mampu menciptakan tekanan terhadap hubungan yang tengah berlangsung. Konsekuensinya adalah individu perlu mendefinisikan kembali hubungan yang sedang dijalankan.
6. Deteriorasi. Kemunduran atau melemahnya suatu hubungan kadang tidak disadari oleh mereka yang terlibat dalam hubungan tersebut. Jika kemunduran yang terjadi itu tidak segera diantisipasi maka bukan tidak mungkin hubungan yang terbentuk itu akan mengalami kehancuram.

Satu hal yang perlu diingat adalah tidak semua hubungan yang terbentuk harus melewati keenam tahapan diatas. Atau bisa saja satu hubungan melewati keenamnya sementara hubungan yang lain hanya melewati tiga dari enam tahapan tersebut.
Mark Knapp mengemukakan pendapatnya tentang tahapan perkembangan sebuah hubungan interpersonal:
1. Inisiasi:tahap awal yang dicirikan dengan sedikit pembicaraan
2. Eksperimen:suatu tahap dimana para individumulai mencari informasi lebih banyak tentang individu lain.
3. Intensifikasi: sama dengan yang dikemukakan Ruben
4. Integrasi: tahap yang menumbuhkan perasaan bersama; individu merasa sebagai satu kesatuan, bukan lagi individu yang berbeda
5. Pertalian atau ikatan:suatu tahap dimana individu secara formal meneguhkan hubungan mereka.

Sementara itu Jalaluddin Rakhmat, meringkas perkembangan hubungan interpersonal itu menjadi tiga tahap saja:
1. Pembentukan hubungan.
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan (acquintance process). Fokus pada tahap ini adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan. Informasi yang diperoleh tidak selalu melalui komunikasi verbal melainkan juga melalui komunikasi nonverbal.
2. Peneguhan hubungan
Hubungan interpersonal tidak bersifat statis tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting untuk memelihara keseimbangan, yaitu keakraban, kontrol,respons yang tepat dan nada emosional yang tepat.
3. Pemutusan hubungan
Suatu hubungan interpersonal yang paling harmonis sekalipun dapat mengalami pemutusan hubungan, mungkin karena kematian, mungkin karena konflik yang tidak terselesaikan dan sebagainya.

III. Pola-pola Relasional
Ketika suatu hubungan terbentuk, berkembang pula pola-pola komunikasi yang merupakan hasil dari aturan yang diterapkan para partisipan.
Ruben menyebutkan ada empat pola relasional:
1. Suportif dan Defensif
Sikap suportif merupakan sikap yang mendukung komunikasi interpersonal; sebaliknya dengan sikap defensif.
2. Tergantung (dependen) dan tidak tergantung (independen)
Hubungan yang beriklim dependen dicirikan jika salah satu individu sangat tergantung pada individu lainnya, misalnya karena dukungan, uang, pekerjaan, kepemimpinan, petunjuk dan sebagianya. Sebaliknya dalam hubungan yang independen, seorang individu secara bebas dapat menyatakan ketidaksepakatan, ketidaksetujuan dan penolakan pada individu lainnya.
3. Progresif dan Regresif.
Hubungan yang progresif adalah hubungan yang ditandai dan menimbulkan kepuasan serta harmoni. Sebaliknya dengan regresif: hubungan tetap berkembang, namun mengarah atau menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakharmonisan.
4. Self-fulfilling dan self-defeating prophecies
Pola hubungan yang dipengaruhi oleh harapan dari pihak-pihak yang terlibat. Jika harapan kita terpenuhi dalam hubungan tersebut maka kita akan bersikap positif terhadap hubungan tersebut, sebaliknya jika harapan kita tidak teropenuhi maka kita akan bersikap negatif terhadap hubungan tersebut.

IV Faktor-Faktor yang mempengaruhi pola hubungan interpersonal
Ruben mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola-pola komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1. Tingkat hubungan dan konteks
Pola yang berkembang akan berbeda pada tingkat komunikasi yang biasa dengan yang intim. Begitu juga konteks akan menentukan pola komunikasi yang tercipta misal di mall yang ramai atau di taman yang sepi.
2. Kebutuhan interpersonal dan gaya komunikasi
3. Kekuasaan
4. Konflik
Sementara itu Jalaluddin Rakhmat menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola komunikasi dalam hubungan interpersonal:
1. Percaya (trust). Percaya menentukan efektivitas komunikasi dan dapat meningkatkan kadar komunikasi interpersonal yang terbentuk.
2. Sikap suportif
3. Sikap terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar